Puasa tidak hanya kita lakukan di bulan Ramadhan. Kita juga bisa
melaksanakan puasa sunnah. Terutama bagi bujangan yang belum siap untuk
menikah.
ALLAH SWT telah menciptakan makhluk di muka bumi ini berpasang-pasangan. Siang berpasangan dengan malam, langit berpasangan dengan bumi, begitu pula dengan perempuan akan berpasangan dengan lelaki. Ya, pada hakikatnya demikian adanya. Manusia normal akan berpasangan dengan pasangan yang berbeda jenis dengannya.
Allah SWT juga telah mempersiapkan pasangan kita. Kita akan dipertemukan dengannya, jika telah menemukan waktu yang pas menurut Allah SWT. Bisa jadi datang lebih cepat, lebih lambat atau bahkan tidak datang sama sekali. Tidak datang bukan berarti kita tidak berjodoh. Melainkan, Allah SWT telah mempersiapkan di akhirat kelak.
Seseorang yang belum Allah SWT pertemukan dengan jodohnya, maka ia harus berusaha untuk menemukannya. Seperti halnya rezeki tidak akan turun jika kita tidak menjemputnya. Itulah jodoh yang sesungguhnya.
Terutama bagi seorang lelaki. Mencari pendamping hidup sudah menjadi hal yang utama harus ia lakukan. Sebab, pada umumnya, perempuan hanya menunggu seseorang yang akan melamarnya. Tetapi, bukan saja mencari pendamping. Mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan hidup, terutama dalam mempersiapkan diri sebagai bekal nanti sesudah menikah pun perlu ia lakukan.
Seorang lelaki memiliki tanggungjawab memberi nafkah kepada keluarganya. Jadi, ia harus lebih giat lagi untuk berusaha dan bekerja. Kalau pun, kita belum mampu untuk menikah karena kondisi ekonomi yang belum memadai maka kita harus bisa menjaga diri. Apa maksudnya?
Setiap manusia memiliki nafsu. Salah satu nafsu yang tak bisa lepas dari diri kita ialah nafsu birahi. Jika nafsu ini terus bergejolak, maka bisa jadi akan membutakan diri dengan melemahkan iman kita. Inilah yang menjadi salah satu faktor maraknya perzinahan yang terjadi. Naudzubillah.
Oleh sebab itu, alangkah lebih baik, jika kita belum siap untuk menikah, pertahankan diri kita. Jaga kehormatan diri, jangan sampai terjerumus pada lubang penuh kenistaan. Bagaimana caranya?
Salah satu cara yang bisa kita lakukan ialah dengan berpuasa. Puasa tidak hanya dilakukan di bulan Ramadhan. Kita bisa melaksanakan puasa sunnah yang dianjurkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Dan bagi seorang bujang yang belum mampu untuk menikah, disunnahkan untuk melaksanakan puasa.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa mampu membiayai pernikahan hendaklah menikah, karena nikah lebih menahan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barangsiapa tidak mampu menikah, hendaklah ia berpuasa, karena puasa adalah wija’ (mengendurkan gejolak syahwat) baginya,” (Diriwayatkan Al-Bukhari). []
Referensi: Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim/Karya: Abu Bakr Jabir Al-Jazairi/Penerbit: Darul Falah
Foto: evanzip.blogspot.com (Islampos.com)
ALLAH SWT telah menciptakan makhluk di muka bumi ini berpasang-pasangan. Siang berpasangan dengan malam, langit berpasangan dengan bumi, begitu pula dengan perempuan akan berpasangan dengan lelaki. Ya, pada hakikatnya demikian adanya. Manusia normal akan berpasangan dengan pasangan yang berbeda jenis dengannya.
Allah SWT juga telah mempersiapkan pasangan kita. Kita akan dipertemukan dengannya, jika telah menemukan waktu yang pas menurut Allah SWT. Bisa jadi datang lebih cepat, lebih lambat atau bahkan tidak datang sama sekali. Tidak datang bukan berarti kita tidak berjodoh. Melainkan, Allah SWT telah mempersiapkan di akhirat kelak.
Seseorang yang belum Allah SWT pertemukan dengan jodohnya, maka ia harus berusaha untuk menemukannya. Seperti halnya rezeki tidak akan turun jika kita tidak menjemputnya. Itulah jodoh yang sesungguhnya.
Terutama bagi seorang lelaki. Mencari pendamping hidup sudah menjadi hal yang utama harus ia lakukan. Sebab, pada umumnya, perempuan hanya menunggu seseorang yang akan melamarnya. Tetapi, bukan saja mencari pendamping. Mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan hidup, terutama dalam mempersiapkan diri sebagai bekal nanti sesudah menikah pun perlu ia lakukan.
Seorang lelaki memiliki tanggungjawab memberi nafkah kepada keluarganya. Jadi, ia harus lebih giat lagi untuk berusaha dan bekerja. Kalau pun, kita belum mampu untuk menikah karena kondisi ekonomi yang belum memadai maka kita harus bisa menjaga diri. Apa maksudnya?
Setiap manusia memiliki nafsu. Salah satu nafsu yang tak bisa lepas dari diri kita ialah nafsu birahi. Jika nafsu ini terus bergejolak, maka bisa jadi akan membutakan diri dengan melemahkan iman kita. Inilah yang menjadi salah satu faktor maraknya perzinahan yang terjadi. Naudzubillah.
Oleh sebab itu, alangkah lebih baik, jika kita belum siap untuk menikah, pertahankan diri kita. Jaga kehormatan diri, jangan sampai terjerumus pada lubang penuh kenistaan. Bagaimana caranya?
Salah satu cara yang bisa kita lakukan ialah dengan berpuasa. Puasa tidak hanya dilakukan di bulan Ramadhan. Kita bisa melaksanakan puasa sunnah yang dianjurkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Dan bagi seorang bujang yang belum mampu untuk menikah, disunnahkan untuk melaksanakan puasa.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa mampu membiayai pernikahan hendaklah menikah, karena nikah lebih menahan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barangsiapa tidak mampu menikah, hendaklah ia berpuasa, karena puasa adalah wija’ (mengendurkan gejolak syahwat) baginya,” (Diriwayatkan Al-Bukhari). []
Referensi: Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim/Karya: Abu Bakr Jabir Al-Jazairi/Penerbit: Darul Falah
Foto: evanzip.blogspot.com (Islampos.com)